ANALISIS ASPEK ERGONOMI PADA PERANCANGAN MESIN COAK RAILING
Sari
Peningkatan angka pemesanan PT PSM periode 2013 – 2014 sebesar 40% memunculkan permasalahan keterbatasan kemampuan pada proses pencoakan Railing (pipa besi) yang menyebabkan bottleneck. Operator yang bekerja pada proses ini hanya 2 orang dengan menggunakan gerinda. Waktu proses yang dibutuhkan sangat lama yaitu sekitar 20 menit. Selain itu kualitas hasil coakan pun dinilai tidak maksimal atau tidak persisi, karena tergantung pada keahlian operator. Proses ini dinyatakan tidak efisien, tidak efektif dan tidak nyaman. Operator mengeluhkan rasa sakit setelah bekerja, diantaranya pegal di bagian leher, kaki (betis, paha, lutut, pergelangan kaki), punggung bagian, pinggul dan bahu karena terlalu lama bekerja dengan posisi jongkok dan menunduk, sakit pada bagian jari yang menahan besi, pegal pada bagian pergelangan tangan. Berdasarkan kondisi tersebut maka dilakukan perancangan mesin coak Railing (pipa besi) yang diharapkan lebih efektif, efisien, produktif dan ergonomis sebagai upaya untuk mengurangi ketidaknyamanan dan meningkatkan produktivitas operator. Perancangan mesin coak Railing (pipa besi) menggunakan data antropometri tubuh operator dengan metode Ergonomi, data waktu proses, dan data denyut jantung, serta mempertimbangkan keluhan operator selama bekerja. Sedangkan untuk mengetahui perbandingan waktu proses sebelum dan setelah perancangan dilakukan pengujian dengan Independent Sample T-Test. Dengan demikian dapat diketahui perbedaan antara kondisi sebelum dan setelah perancangan yang meliputi waktu baku, output standard, dimensi rancangan alat kerja dan kenyamanan operator dalam bekerja, serta peningkatan produktivitas operator pada proses pencoakan Railing. Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa perubahan tata cara kerja pada proses pencoakan Railing (pipa besi) memberikan kenyamanan bagi operator. Operator tidak mengeluhkan rasa sakit pada bagian tubuh setelah bekerja, dan terjadi penurunan konsumsi energi sebesar 2,87 Kcal/menit dan penurunan waktu baku sebesar 25,66 menit/unit. Nilai output standard sebelum perancangan sebesar 2,22 unit/jam sedangkan setelah perancangan sebesar 42,24 unit/jam. Berarti peningkatan output standard sebesar 40,02 unit/jam atau peningkatan produktivitas kerja sebesar 19 Kali.
Kata kunci: Tata Letak, Activity Relationship Chart, Material Handling
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Budiarto, Eko. 2001. Biostatistika untuk
Kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Harsokoesoemo, H. Darmawan. 2004.
Pengantar Perancangan Teknik
(Perancangan Produk), Edisi Pertama,
Institute Teknologi Bandung, Bandung.
Kroemer, Karl, Hendrike Kroemer dan
Katrina Kroemer-Elbert. 1994.
Ergonomics, How to Design for Ease
and Efficiency. Prentice Hall
International, Inc., New Jersey.
Nurmianto, Eko. 1996. Ergonomi: Konsep
Dasar dan Aplikasinya. Penerbit Guna
Widya. Surabaya.
Pullat, B.M. 1992. Fundamentals of
Industrial Ergonomics, Prentice Hall
Inc., United States of America.
Purnomo, Hari. 2004. Perencanaan dan
Perancangan Fasilitas, Edisi pertama
cetakan pertama,. Penerbit Graha Ilmu
Solidworks Corporation. 2002. Introducing
Solidworks. DC. Micro Development,
Inc., Massachusetts, U.S.A
Sutalaksana, Iftikar Z., dkk. 1979. Teknik
Tata Cara Kerja. Diterbitkan oleh
Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi
Bandung.
Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Evaluasi
Ergonomis dalam Proses
Perancangan Produk. Seminar Nasional
Ergonomi 2000. Lab. Ergonomi &
Perancangan Sistem Kerja Jurusan
Teknik Industri FTI-ITS dan Perhimpunan
Ergonomi Indonesia (PEI) pada Tanggal
Agustus 2000, Hotel Sahid, Surabaya.
Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Ergonomi
Studi Gerak dan Waktu: Teknik
Analisis untuk Peningkatan
Produktivitas Kerja. Edisi Kedua,
Penerbit Guna Widya. Surabaya.
DOI: https://doi.org/10.35968/jtin.v4i2.818
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Indexed by: