PILKADA : Habis Konflik, Terbitlah Demokrasi?
Sari
Berbicara konflik dalam penyelenggaraan Pilkada, tentunya sangat komplek. Anggapan sebagian besar orang bahwa konflik selalu akan melahirkan yang namanya kehancuran dan kekacauan tidak sepenuhnya benar. Jika ada sisi negatif maka juga ada sisi positifnya. Konflik politik jangan selalu dimaknai sebagai kegagalan demokrasi yang berakibat kekacauan, tapi sejatinya konflik harus dimaknai sebagai suatu proses pembelajaran politik bagi masyarakat. Konflik itu sesuatu yang melekat pada diri masyarakat. Setiap upaya mengelola konflik perlu memahami dan menyadari manusia itu hidup bersamaan dengan konflik. Konflik tidak dapat dihilangkan. Ia hanya dapat ditekan atau dieliminir sehingga tidak menjadi tindak kekerasan. Kita berharap kedepannya dengan berakhirnya konflik dan perselisihan, mampu memposisikan pilkada sebagai media untuk memperkuat konsolidasi demokrasi.
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Adian, Donny Gahral. 2011. Teori Militansi: Esai-esai Politik Radikal. Koekoesan. Depok Arifin, Syamsul. 2009. Studi Agama: Perspektif Sosiologis dan Isu-isu Kontemporer. Malang: UMM Press Berger. Peter L dan Thomas Luckmann. 2012. Tafsir Sosial Atas Kenyataan: Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan. Jakarta: LP3ES Bernard, Raho. 2007. Teori Sosiologi Modern. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta Margaret, M. Poloma. 1994. Sosiologi Kontemporer. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Narwoko, J. Dwi. dan Bagong Suyanto (ed). 2010. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta Poloma, Margaret. 1994. Sosiologi Kontemporer. Raja Grafindo Persada Jakarta http://wapedia.mobi/id/Teori_konflik
DOI: https://doi.org/10.35968/jh.v6i1.116
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.
Indexed by: